Berita-Kita | Sekarang ini marak makanan atau minuman kekinian dengan kandungan gula yang berlebihan. Remaja tentu sangat menyukai makanan atau minuman yang manis-manis. Rasa manis yang diterima oleh lidah konsumen sangat menggugah selera. Namun, tidak dapat dipungkiri bahwa rasa manis tersebut dapat merugikan kesehatan. Hal yang ditakutkan ialah remaja yang hobi mengonsumsi produk tinggi gula akan terkena berbagai penyakit kronis termasuk diabetes.
Banyak yang beranggapan bahwa penyakit diabetes hanya menyerang orang tua saja. Namun, kita lihat awal tahun 2022 lalu seorang aktor cilik Indonesia Matthew White yang berperan sebagai Hendrick di film Danur meninggal dunia akibat penyakit diabetes. Hal ini menunjukkan bahwa bukan hanya orang dewasa yang dapat mengidap penyakit ini, tetapi faktanya diabetes dapat menyerang segala usia.
Indonesia menduduki peringkat 7 tertinggi sebagai negara dengan kasus diabetes mellitus pada tahun 2019. Menurut International Diabetes Federation (IDF), pada tahun 2021 mengungkapkan bahwa Indonesia menempati posisi ke-5 dengan jumlah penderita diabetes sebanyak 19,47 juta. Perubahan ini menunjukkan bahwa terjadi peningkatan kasus diabetes dari tahun sebelumnya.
Angka kasus masih bisa di atas jumlah yang disampaikan oleh IDF, karena pasti banyak penderita diabetes yang belum terdiagnosis oleh dokter. Data di atas menunjukkan bahwa prevalensi penyakit diabetes sangat tinggi dan hal ini tentunya butuh perhatian penuh dari pemerintah. Sebagaimana bahwa semakin tinggi prevalensi suatu penyakit maka jelas akan berpengaruh pada sosial ekonomi masyarakat. Rahmad Handoyo selaku anggota komisi IX DPR RI juga mengungkapkan bahwa penyakit gula yang bisa menyebabkan berbagai gangguan kesehatan pada akhirnya akan menguras uang APBN hingga triliunan rupiah melalui BPJS.
Menurut data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) Kementerian Kesehatan tahun 2018 menunjukkan bahwa DKI Jakarta menempati posisi pertama dengan prevalensi kasus diabetes 3,4%, disusul Kalimantan Timur dan DI Yogyakarta sebesar 3,1%. Tiga provinsi tersebut merupakan daerah dengan prevalensi kasus diabetes tertinggi. Sementara Sulawesi Selatan berada di urutan ke-16, dengan prevalensi kasus diabetes sebesar 1,7%.
Pola konsumsi Gen Z
Generasi z yang merupakan kelompok kelahiran 1997-2012 terancam penyakit diabetes karena gaya hidup yang semakin tidak sehat. Berbagai inovasi makanan dan minuman kekinian juga menyasar generasi z. Selain itu, teknologi membuat remaja sekarang lebih sering memesan makanan atau minuman secara online. Hal ini tentunya menjadi faktor yang dapat meningkatkan resiko terkena diabetes karena kurangnya aktivitas fisik serta pola konsumsi yang tidak sehat.
Makanan atau minuman tinggi gula yang sering dikonsumsi remaja sangat berbahaya. Resiko ketika selalu mengonsumsi makanan atau minuman dengan kadar gula tinggi sudah jelas dapat menyebabkan penyakit diabetes mellitus. Parahnya, apabila tidak ditangani secepat mungkin maka dapat terjadi komplikasi seperti penyakit jantung, gagal ginjal, dan masalah saraf di pembuluh darah yang berujung pada infeksi.
Fatalnya ketika telah divonis mengidap diabetes, penyakit ini tidak dapat dikatakan sembuh total walaupun dengan segala macam pengobatan. Penyakit ini hanya dapat ditangani dan dikontrol. Artinya, penderita mempertahankan kadar gula darah agar tetap dalam keadaan normal sehingga tidak menyebabkan komplikasi.
Orang dengan perilaku konsumsi tidak teratur dan sangat kurang dalam beraktivitas maka akan semakin meningkatkan potensi terkena diabetes. Hal ini sesuai dengan temuan Verdiana dan Nurjana pada tahun 2019 bahwa orang yang memiliki perilaku konsumsi tidak terkontrol dengan aktivitas fisik kurang akan semakin meningkatkan peluang terkena penyakit diabetes mellitus. Maka dari itu, generasi z sepatutnya melihat realitas yang terjadi.
Penyakit yang dikenal dengan sebutan penyakit gula (diabetes mellitus) kini sudah banyak menyerang generasi milenial. Jika pola konsumsi ini tidak diubah, maka dapat dipastikan bahwa sebagian besar generasi z akan terdiagnosis diabetes mellitus sebagaimana yang dialami oleh generasi milenial. Sangat sulit untuk menghindari makanan atau minuman manis bagi kelompok yang sudah terbiasa mengonsumsinya. Namun generasi z seharusnya mampu dan melakukan tindakan pencegahan sedini mungkin.
Pencegahan
Perlu untuk mencegah penyakit diabetes dengan mengurangi konsumsi makanan atau minuman yang mengandung kadar gula tinggi. Lakukan secara perlahan dan atur pola konsumsinya. Jika biasanya mengonsumsi makanan atau minuman manis setiap hari, mulai sekarang kurangi menjadi tiga kali konsumsi dalam seminggu.
Lakukan aktivitas fisik yang rutin dan sesuaikan dengan kemampuan agar tidak merasa terbebani. Aktivitas fisik yang rutin mampu mencegah penyakit-penyakit kronis lainnya. Latihan jasmani yang dilakukan 3-4 kali seminggu selama 30 menit merupakan langkah yang baik untuk mencegah penyakit berbahaya termasuk diabetes mellitus.
Perbanyak minum air putih agar kebutuhan cairan dalam tubuh tetap tercukupi. Usahakan konsumsi air putih 2 liter perhari agar tidak mengalami dehidrasi. Perbanyak minum air putih daripada minum minuman manis. Disamping membiasakan minum air putih, usahakan juga mengonsumsi makanan sehat. Mengatur pola konsumsi dengan selalu menyesuaikan zat gizi yang dibutuhkan tubuh.
Selain itu, sebaiknya periksakan gula darah di fasilitas pelayanan kesehatan secara berkala. Pemeriksaan ini bertujuan untuk mendapatkan diagnosa dini sehingga dapat dilakukan penanganan secepatnya. Apabila terdiagnosa diabetes tipe 1 maka dapat dilakukan penanganan secepatnya agar meminimalisir terjadinya diabetes tipe 2.
Wajar ketika mengalami sedikit kesulitan dalam membentuk pola hidup yang lebih sehat. Lakukanlah secara perlahan dan konsisten agar terhindar dari penyakit-penyakit kronis lainnya. (**)
Penulis: Nabilah
Mahasiswa FKM UH 2020