Makassar, Berita-Kita | Pemerintah terkesan lamban melakukan tindakan antisipatif melawan virus Corona yang menjadi pendemi dunia saat ini, sebut saja beberapa kejadian di Sulawesi Selatan yang baru terdeteksi mengidap Corona justru saat yang bersangkutan telah meninggal dunia.
Dengan mengalasankan hasil laboratorium belum keluar, hal ini mengindikasikan alat pendeteksi Corona lebih cepat, belum ada di Indonesia. Bahkan, secara resmi belum santer pernyataan dari Pemerintah Indonesia telah mengurus izin import agar Pengusaha Alat Kesehatan lebih mudah melakukan pemesanan.
Izin import alat ini sangat penting ditinjau ulang saat situasi seperti ini, mengingat untuk pemesanan alat pendeteksi itu harus melalui prosedur panjang dan banyak syarat.
Dilansir dari BioMedomics, Inc. (Morrisville, NC, USA) telah mengembangkan dan meluncurkan salah satu immunoassay (Imunoasa) sebuah tes biokimia yang mengukur konsentrasi bahan pada cairan biologi, seperti plasma darah atau urin, menggunakan reaksi antibodi terhadap antigen.
Aliran lateral ini adalah perawatan cepat pertama di dunia untuk pasien yang di diagnosis terinfeksi coronavirus.
Tes antibodi yang menggabungkan IgM-IgG untuk COVID-19 digunakan untuk mendeteksi secara kualitatif antibodi IgG dan IgM dari coronavirus plasma atau seluruh darah in vitro. Protein ini menunjukkan bahwa sistem kekebalan tubuh seseorang telah merespons infeksi virus COVID-19. Ini adalah salah satu tes cepat pertama di dunia untuk coronavirus yang memanfaatkan teknologi ini.
Studi terbaru menunjukkan persentase yang tinggi dari pasien tapi tidak menunjukkan gejala klinis virus, yang membuat skrining (deteksi dini untuk penyakit yang berpotensi menimbulkan biaya besar) bagi pasien sangat penting. Tes ini dapat digunakan untuk skrining cepat pembawa virus yang bergejala atau tanpa gejala.
Cara ini menggunakan biomarker dari respons imun tubuh terhadap COVID- 19 untuk mencari virus itu sendiri. Tes ini dapat membantu menentukan apakah seseorang telah terinfeksi COVID-19.
Informasi atau hasil tersebut dapat membantu para ahli agar lebih memahami bagaimana virus menyebar melalui populasi dan mengembangkan strategi untuk mencegah dan memperlambat epidemi.
Tes ini cocok diperuntukkan bagi klinik dan laboratorium uji, rumah sakit dan juga dapat secara efektif digunakan untuk perusahaan, sekolah, bandara, pelabuhan laut dan stasiun kereta api, dll.
Gabungan IgM-IgG sebagai tes antibodi baru dari BioMedomics untuk COVID-19 kini telah digunakan secara meluas oleh CDC Tiongkok guna memerangi infeksi dan kini telah tersedia secara global.
BioMedomics juga telah menerima sertifikasi CE Mark-IVD untuk tes yang digunakan untuk membantu mendiagnosis pasien di wilayah Eropa sebagai wilayah yang terkena dampak dari patogen COVID-19. (**)