L-Kompleks : New Normal = Hukum Rimba Corona

Makassar, Berita-Kita | Kasus virus corona di Indonesia terus mengalami peningkatan setiap harinya. Per Jum’at, 28 Mei 2020, sebanyak 24.538 Positif Corona, 6.240 Sembuh dan 1.496 Meninggal Dunia (Update Terakhir: 28-05-2020).

Pemerintah Indonesia sendiri kerap menuai kritikan publik karena kegamangannya dalam menangani wabah virus corona yang skemanya membingungkan, mulai dari mewacanakan darurat sipil hingga pelaksanaan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) yang menuai masalah dibeberaa daerah.

Lembaga Swadaya Masyarakat Komunitas Peduli Lingkungan Ekonomi Sosial (L-KOMPLEKS), Ruslan Rahman menilai langkah penanggulangan virus Covid-19 yang dilakukan pemerintah sangat tidak berguna dan tidak berdampak positif kepada masyarakat, dimulai dari PSBB yang malah meninggalkan polemik di masyarakat, Singkat Ruslan kepada media, Jum’at, (29/05/2020).

Kini, kegamangan pemerintah menyelamatkan rakyatnya semakin menjadi-jadi. Konsep New normal atau kondisi normal baru digaungkan, di saat penyebaran Covid-19 meningkat, Alasannya, agar roda perekonomian berputar kembali seolah situasi saat ini sudah membaik.

Menurut Ruslan, pemerintah harusnya jujur tentang kondisi penanganan Covid-19 saat ini, jangan malah melempar konsep new normal, itu bisa saja hanya sebagai kedok untuk menutupi ketidakmampuan pemerintah mengurus rakyatnya ditengah badai Covid-19, sebab penerapan New Normal itu seolah membiarkan rakyat untuk berjuang atas hidupnya sendiri. Nantinya, hanya mereka yang kuat, baik dari sisi kesehatan maupun keuangan, yang mampu bertahan, Jelas Ruslan.

“Akhirnya terserah, berlaku Darwin’s “the survival of the fittest”, hukum rimba. Kalau kuat hidup, kalau ndak ya bye. Peranan negara marginal, weak governance,” tutupnya.

Sementara itu, Dikutip dari Merdeka. com,
Menteri Koordinator bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto meminta kepada seluruh masyarakat Indonesia dapat beradaptasi dengan kondisi baru atau new normal pasca Covid-19. Sebab, selama vaksin belum ditemukan, imunisasi belum dilaksanakan, virus masih tetap ada dan tidak akan hilang.

“Itu membutuhkan waktu karena itu dipersiapkan normal baru,” kata Menko Airlangga usai rapat terbatas di IstanaJakarta, Rabu (27/05/2020). (**)

Related Posts

Stay Connected

20,831FansSuka
3,868PengikutMengikuti
22,200PelangganBerlangganan
spot_imgspot_imgspot_imgspot_img

Recent Stories