Amerika Mengamuk, Indonesia Dibungkam dan Terdiam

Jaksa Wilayah Hennepin Mike Freeman mengumumkan pemecatan Derek Chauvin, seorang petugas kepolisian Minneapolis atas kematian George Floyd. Namun, justru rakyak AS tidak puas atas di pecatnya Derek Chauvin,  tanpa ada hukuman, atas tindakan Abuse of Power sehingga tewasnya George Floyd. Seorang kulit hitam yang diduga pelaku kejahatan.

Bila seorang George Floyd, yang masih diduga adalah pelaku kriminal, bisa membangkitkan amarah massive bangsa Amerika.

Sementara di Indonesia, ada sejumlah kasus Abuse of power, oleh kepolisian  yang mengakibatkan kematian dan dan cacat pisik ratusan demostran. Namun, tidak ada hukuman terhadap Para aparat pelaku kehatan tsb. Padahal, para Demonstran itu bukan pelaku kriminal. Bahkan, semua berita penganiayaan para demonstran dibungkam dan di petiEskan, disertai ancaman pidana kepada siapa saja yang akan mengungkap kejahatan aparat tersebut. Sehingga negeri ini terkesan sepi, dari suara kebenaran, namun, bukan tidak mungkin kemarahan rakyat bagaikan bara api dalam sekam.

Suara-suara itu tak bisa dipenjarakan di sana bersemayam kemerdekaan. Pembukaman suara kebenaran hanya akan memicu lahirnya pilihan  pemberontakan!

Sebab, suara kebenaran  itu bukan korupsi dan bukan bentuk kejahatan apapun, tapi justru sebagai bentuk kemuliaan hati rakyat yang peduli terhadap kebaikan dan martabat bangsa ini.

Namun, mengapa rezim ini menjawab dengan senjata dan penjara ?
Kenapa mereka gemetar ketika suara-suara kebenaran itu ?

Penguasa memaksakan Lockdown rakyat negeri ini, sementara TKA China  bebas berdatangan di tengah Pandemi Covid-19.

Negeri ini telah di jual dan di gadaikan oleh para pengkhianat bangsa ini.

Sehingga, rakyat negeri ini bagaikan tak di kehendaki tumbuh. Karena mereka harus membela rakyat tuannya dari China yang telah menjajah negeri ini, yang telah memberi  pinjaman lunak walaupun dengan bunga tinggi dan merampas kedaulatan bangsa.

Hari ini mereka berhasil membungkan rakyat kami, namun biji-biji kebenaran telah kami sebar dan kami yakin akan kembali bersemai. Sebab, tyrani di negeri ini harus di musnahkan selamanya.

Jika tak ada mesin ketik aku akan menulis dengan tangan jika tak ada tinta hitam aku akan menulis dengan arang

jika tak ada kertas aku akan menulis pada dinding jika aku menulis dilarang aku akan menulis tentang kebenaran itu dengan tetes darah!

Ingat, Kemerdekaan pada 17 Agustus 1945 telah menjadi inspirasi yang mengajarkan rakyat ini berbahasa membangun kata-kata dan mengucapkan kebenaran.

Kemerdekaan mengajar kita menuntut dan menulis surat selebaran

kemerdekaanlah yang membongkar kuburan ketakutan dan menunjukkan jalan.

kemerdekaan adalah gerakan yang tak terpatahkan kemerdekaan selalu di garis depan.

Meski mereka melempar kami dalam penjara yang gelap hingga kami menjadi gelap.

Menyiksa kami sangat keras hingga sebagian dari kami terpaksa menanggung cacat pisik.

Mereka paksa kami terus menunduk dengan dakwaan pepesan kosong. Namun, kami tambah tegak.

Darah sudah mereka  teteskan dari bibir kami luka sudah mereka bilurkan ke sekujur tubuh kami cahaya sudah mereka rampas dari biji mata kami, derita sudah naik seleher mereka penguasa yang menindas di luar batas kemanusiaan yang beradab.

“a luta continua”

Meskipun kami rasakan kesendirian kami dalam penjara, karena kami tahu bahwa sebagian besar kawan dan kerabat kami telah kehilangan keberanian untuk menengok kami dalam menegakkan keberan,

Kami harus menghadapi sendiri, ketika kami diburu, dianiaya, difitnah dan diadili di pengadilan yang tidak adil ini.

Meskipun, kami tahu bahwa suara kebenaran yang kami perjuangkan untuk tegaknya keadilan dan nilai kemanusiaan bagi seluruh rakyat bangsa ini.

Namun, kami masih bisa tersenyum dalam kesendirian kami, karena kami masih memiliki cinta Allah yang selalu kami rasakan hadir bersama kami. (**)

Oleh : Insanial Burhamzah

Related Posts

Stay Connected

20,831FansSuka
3,868PengikutMengikuti
22,200PelangganBerlangganan
spot_imgspot_imgspot_imgspot_img

Recent Stories